My pLayLisT

Jumat, 07 Juli 2017

Outlast 2

             Satu lagi PC game yang udah kelar gw khatamkan. Berjudul Outlast 2, merupakan salah satu game sukses yang mengusung genre horror (horor murni lho ya), berbeda dengan game survival-horror dimana pemainnya dipersenjatai untuk mampu melawan, dalam game horor murni ini, pemainnya hanya menunggu waktu untuk "mati". Yapz! karena tokohnya hanya mampu melarikan diri atau bersembunyi untuk bertahan hidup dari musuh.
             Untuk plotnya sendiri, berbeda dari Outlast versi pertama yang mengambil latar di sebuah rumah sakit jiwa (Assylum), Outlast 2 berkisah tentang sepasang suami-istri jurnalis yang ingin mengungkap kematian misterius seorang ibu hamil serta janin dalam kandungannya, yang akhirnya membawa mereka menelusuri "neraka dunia" di dalam teritori Arizona yang misterius dan pertikaian antara 2 kubu : anti-christ (iblis) & "The Heretics". Mampukah sang suami menemukan istrinya yang juga menghilang setelah helikopter yang mereka tumpangi terjatuh dalam perjalanan mereka menemukan kebenaran?
              Walau game ini hanya berbekal Unreal Engine 3 yang terhitung "lawas" yang telah dimodifikasi optimal sebagai basis, game ini hadir dengan kualitas visualisasi yang jauh lebih mumpuni daripada pendahulunya, bahkan mencapai kualitas foto-realistis di beberapa titik. Bagi gw lumayan memanjakan mata lah walau memiliki setting "dark-night" yang cukup menyusahkan.
               Tantangan yang gw suka dari game yang awalnya gw cap "aneh bin geje" ini, selain tidak dipersenjatai dengan senjata atau kemampuan survival lainnya, pemain harus direpotkan dengan merekam / memfoto beberapa scene sebagai petunjuk (kadang malah sambil melarikan diri dari kejaran musuh), tapi di lain pihak, camcorder ini bisa digunakan untuk menguasai medan yang gelap dengan menjadi perpanjangan mata serta telinga lewat fitur Flash & micnya yang bisa menyinari saat suasana benar-benar gelap dan kita harus mendeteksi kehadiran musuh lewat suara langkahnya sambil bersembunyi (lumayan membantu lah), walau harus pinter menghemat baterai karena kita hanya akan menemukan baterai karena kita hanya akan menemukan baterai dan perban di tempat-tempat tertentu saja (paling sering gw mah kehabisan perban gara-gara sering bolak balik ke tempat sebelumnya karena lupa arah, yang bikin gw sering ketahuan musuh.......hehe). Karena emang di sini juga tidak tersedia map / GPS buat menentukan lokasi & arah yang dituju ( ada aja gw sering nyasar, apalagi ini........makanya sering "mati" sia-sia.....haha).
                 Gimana, udah ada gambaran kan tentang game Outlast 2 ini ? yah, overall game ini mampu menghadirkan ketakutan, kecemasan, dan adrenalin secara konsisten lewat visualisasi, audio, dan mekanik gameplay yang mumpuni (khususnya buat cewek penakut kayak gw yang nonton film horor rame-rame di bioskop aja lebih banyak teriak-teriaknya daripada nonton filmnya......hehe). Pokoknya, kualitas game ini cukup membuat siapapun yang memainkannya menyalakan lampu, melepaskan headset, dan akhirnya memilih menggunakan speaker dengan volume seminimal mungkin dan meningkatkan brightness dan contrast ke level maximum di setting game dan monitornya. Masih nggak percaya? silahkan dicoba aja langsung !


Nb : Outlast 2 =spOoky b*st*rD!!!!
* cocok buat : pecinta game horor klasik bin sadis yang mengangkat tema aliran sekte sesat.
* nggak cocok buat : gamer yang g suka game horor tanpa mampu melawan & sering bingung arah (kayak gw) karena berpotensi terkena serangan jantung, amnesia mendadak ataupun kematian sia-sia..........wkwk - apalagi klo mainnya sendirian n malem-malem ^_^

sekian review game kali ini, walau gw bukan pecinta game horor, tapi bukan KiTHz namanya klo berhenti di tengah-tengah permainan....hoho