A. Angka Kejadian
Asma merupakan penyakit inflamasi
kronis pada saluran pernafasan yang menyebabkan obstruksi aliran udara episodik
(Nelson, 2007). Insidens pasien asma adalah sebanyak 300 juta orang dan
diperkirakan pasien asma menjangkau 400 juta orang pada tahun 2025 ( GINA,
2004).
Menurut National Center for Health
Statistics of the Centers for Disease Control and Prevention (2002), asma lebih
banyak menyerang pada anak dan jumlahnya adalah sebanyak 8,9 milyar orang. Angka
kejadian asma pada anak meningkat 50% per dekade dan survei yang dijalankan
oleh International Study of Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan
peningkatan prevalensi asma dari 1,6% kepada 36,8 % (Nelson, 2007).
Di Indonesia prevalensi asma belum
diketahui secara pasti, namun hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14
tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and
Allergy in Children) tahun 1995 prevalensi asma masih 2,1%, sedangkan pada
tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Hasil survei asma pada anak sekolah di
beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, Malang dan Denpasar) menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (6
sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7%-6,4%, sedangkan pada anak SMP di Jakarta
Pusat sebesar 5,8% tahun 1995 dan tahun 2001 di Jakarta Timur sebesar 8,6%.
Berdasarkan gambaran tersebut di atas, terlihat bahwa asma telah menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian secara serius.
Pengamatan
di 5 propinsi di Indonesia (Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
Barat dan Sulawesi Selatan) yang dilaksanakan oleh Subdit Penyakit Kronik dan
Degeneratif Lain pada bulan April tahun 2007, menunjukkan bahwa pada umumnya
upaya pengendalian asma belum terlaksana dengan baik dan masih sangat minimnya
ketersediaan peralatan yang diperlukan untuk diagnosis dan tatalaksana pasien
asma difasilitas kesehatan ( Departemen Menteri Kesehatan, 2008).
B. Sebenarnya apa sih asma itu ?
Asma adalah kondisi
berulang dimana rangsangan tertentu menyebabkan saluran pernapasan menyempit
untuk sementara waktu sehingga membuat seseorang kesulitan bernafas. Meskipun
asma dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada anak-anak. Karena
sistem imunitas pada anak-anak masih berkembang, mengakibatkan mereka masih
rentan terhadap paparan zat-zat tertentu.
Ada
beberapa hal yang merupakan faktor penyebab dan pencetus timbulnya serangan
asma.
1. Faktor penyebab.
a. Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor pencetus
1. Alergen.
Dimana alergen dibagi
menjadi tiga jenis , yaitu :
a. Inhalan, yang masuk melalui saluran
pernapasan. Seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga,
spora jamur, bakteri dan polusi.
b. Ingestan, yang masuk melalui mulut. Seperti
makanan dan obat-obatan.
c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan
kulit. seperti : perhiasan, logam dan jam tangan
2. Perubahan cuaca.
Cuaca
lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir
yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma.
Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim
kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan
debu.
3. Stress.
Stress atau gangguan
emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat
serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera
diobati penderita asma yang mengalami stress atau gangguan emosi
perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika
stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
4. Lingkungan kerja .
Mempunyai
hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan
dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan,
industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada
waktu libur atau cuti
5. Olahraga atau aktifitas jasmani yang berat
Sebagian
besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani
atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.
Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai
aktifitas tersebut.
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada pasien
asma adalah batuk, dyspne (sesak), dan wheezing (bunyi yang menyertai saat menghembuskan nafas). Dan pada sebagian penderita
disertai dengan rasa nyeri dada. pada penderita yang sedang bebas serangan tidak
ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas
cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak
otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada beberapa tingkatan
penderita asma yaitu :
1. Tingkat I :
Secara
klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru. Timbul bila ada
faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di
laboratorium.
2. Tingkat II :
Tanpa
keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya
tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh
serangan.
3. Tingkat III :
3. Tingkat III :
Tanpa
keluhan.Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan
nafas.Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang
kembali.
4. Tingkat IV :
Klien mengeluh
batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing. Pemeriksaan fisik dan fungsi
paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
5. Tingkat V :
Status
asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang
berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai. Asma
pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada
asma yang berat dapat timbul gejala seperti : Kontraksi otot-otot pernafasan,
cyanosis(kebiruan yang menandai tubuh kekurangan oksigen), gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi (nadi cepat).
D. KOMPLIKASI ASMA
· Gangguan
pertumbuhan fisik sering dijumpai pada anak-anak yang menderita sesak
beruntun.
· Infeksi
akut saluran pernafasan bawah.
· Bronkitis
Kronis
Bronkitis adalah suatu
peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
· Enfisema
paru dan Cor pulmonale
Emphysema (emfisema) adalah
penyakit paru kronis yang dicirikan oleh kerusakan pada jaringan paru, sehingga
paru kehilangan keelastisannya.
Cor pulmonale : perubahan dari
struktur dan fungsi dari ventrikel kanan yang disebabkan oleh kelainan primer
pada sistem pernafasan.
E. PENATALAKSANAAN ASMA PADA ANAK
Pertolongan
pertama :
1. Tenangkan
anak
2. Berikan
ruang cukup lapang
3. Berikan
posisi yang nyaman (tinggikan bagian kepala dengan menggunakan 2-3 bantal)
4. Beri
dan bantu anak menggunakan obat semprot inhaler.
5. Cobalah
untuk mengajak anak bernapas perlahan-lahan dan dalam.
6. Usahakan
untuk memberikan ventilasi udara yang baik.
7. Jika
setelah 3 menit tidak ada perubahan, cobalah untuk memberikan obat inhaler
kembali.
8. Jika
obat inhaler tidak memberikan pengaruh atau bertambah parah setelah 5 menit,
cobalah untuk memberikan obat semprot setiap 5-10 kali sambil membawa anak ke
dokter untuk mendapatkan pertolongan medis.
F. PENCEGAHAN ASHMA
· Mencari
faktor pencetus (allergen) yaitu dengan tes alergi
· Menghindari
faktor pencetus
· Tingkatkan
kesehatan optimal
- Berikan
makanan dan minuman yang bergizi
- istirahat
cukup, tidur, dan olah raga yang teratur
- minum cukup
- hindari dari asap rokok
· Hindari
makan makanan yg mengandung pengawet / bahan kimia, makanan cepat saji, minuman bersoda.
· Hindari
tungau debu yang sering terdapat pada debu kasur dan bantal kapuk, selimut,
lantai, karpet gordin , perabot rumah, kipas angin.
· Hindarkan
zat-zat yang mengiritasi ; obat semprot rambut, minyak wangi, asap
obat nyamuk , bau cat yang tajam, bau bahan kimia, udara yang tercemar,udara
dan air dingin.
· Jangan
melakukan aktifitas fisik yang terlalu berat.
Mengingat bahwa asma merupakan penyakit yang mampu menyerang siapa saja di segala lini usia, dan merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Maka dari itu, pencegahan adalah satu-satunya cara untuk mengurangi angka penderita asma. Diharapkan bagi orang tua (khususnya) untuk lebih memperhatikan kesehatan putra-putrinya demi terciptanya generasi yang sehat.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar