My pLayLisT

Minggu, 21 Februari 2016

ASMA PADA ANAK


A.        Angka Kejadian

            Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran pernafasan yang menyebabkan obstruksi aliran udara episodik (Nelson, 2007). Insidens pasien asma adalah sebanyak 300 juta orang dan diperkirakan pasien asma menjangkau 400 juta orang pada tahun 2025 ( GINA, 2004).

            Menurut National Center for Health Statistics of the Centers for Disease Control and Prevention (2002), asma lebih banyak menyerang pada anak dan jumlahnya adalah sebanyak 8,9 milyar orang. Angka kejadian asma pada anak meningkat 50% per dekade dan survei yang dijalankan oleh International Study of Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan peningkatan prevalensi asma dari 1,6% kepada 36,8 % (Nelson, 2007).

            Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 prevalensi asma masih 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Hasil survei asma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Denpasar) menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7%-6,4%, sedangkan pada anak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8% tahun 1995 dan tahun 2001 di Jakarta Timur sebesar 8,6%. Berdasarkan gambaran tersebut di atas, terlihat bahwa asma telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian secara serius.

Pengamatan di 5 propinsi di Indonesia (Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan) yang dilaksanakan oleh Subdit Penyakit Kronik dan Degeneratif Lain pada bulan April tahun 2007, menunjukkan bahwa pada umumnya upaya pengendalian asma belum terlaksana dengan baik dan masih sangat minimnya ketersediaan peralatan yang diperlukan untuk diagnosis dan tatalaksana pasien asma difasilitas kesehatan ( Departemen Menteri Kesehatan, 2008).



B.        Sebenarnya apa sih asma itu ?

Asma adalah kondisi berulang dimana rangsangan tertentu menyebabkan saluran pernapasan menyempit untuk sementara waktu sehingga membuat seseorang kesulitan bernafas. Meskipun asma dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada anak-anak. Karena sistem imunitas pada anak-anak masih berkembang, mengakibatkan mereka masih rentan terhadap paparan zat-zat tertentu.

Ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab dan pencetus timbulnya serangan asma.

1.         Faktor penyebab.

     a.    Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana  cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

  2.    Faktor pencetus

1.      Alergen.

Dimana alergen dibagi menjadi tiga jenis , yaitu :

a.   Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Seperti debu, bulu binatang,   serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

b.    Ingestan, yang masuk melalui mulut. Seperti makanan dan obat-obatan.

c.    Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. seperti : perhiasan, logam dan jam tangan

2.    Perubahan cuaca.
       Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
3.      Stress.

Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress atau gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

4.      Lingkungan kerja .

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti

5.      Olahraga atau aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.


C.     TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada pasien asma adalah batuk, dyspne (sesak), dan wheezing (bunyi yang menyertai saat menghembuskan nafas). Dan pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada. pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada beberapa tingkatan penderita asma yaitu :

1. Tingkat I :

Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru. Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium.

2. Tingkat II :

Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
3. Tingkat III :

Tanpa keluhan.Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.

4. Tingkat IV :

Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

5. Tingkat V :

Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti : Kontraksi otot-otot pernafasan, cyanosis(kebiruan yang menandai tubuh kekurangan oksigen), gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi (nadi cepat).


D. KOMPLIKASI ASMA

·   Gangguan pertumbuhan fisik  sering dijumpai pada anak-anak yang menderita sesak beruntun.

·   Infeksi akut saluran pernafasan bawah.

·   Bronkitis Kronis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).

·   Enfisema paru dan Cor pulmonale

Emphysema (emfisema) adalah penyakit paru kronis yang dicirikan oleh kerusakan pada jaringan paru, sehingga paru kehilangan keelastisannya.

Cor pulmonale : perubahan dari struktur dan fungsi dari ventrikel kanan yang disebabkan oleh kelainan primer pada sistem pernafasan.



E. PENATALAKSANAAN ASMA PADA ANAK

          Pertolongan pertama :

    1. Tenangkan anak

    2.  Berikan ruang cukup lapang

  3.  Berikan posisi yang nyaman (tinggikan bagian kepala dengan menggunakan 2-3 bantal)

  4. Beri dan bantu anak menggunakan obat semprot inhaler.

 5. Cobalah untuk mengajak anak bernapas perlahan-lahan dan dalam.

6. Usahakan untuk memberikan ventilasi udara yang baik.

7.  Jika setelah 3 menit tidak ada perubahan, cobalah untuk memberikan obat inhaler kembali.

8. Jika obat inhaler tidak memberikan pengaruh atau bertambah parah setelah 5 menit, cobalah untuk memberikan obat semprot setiap 5-10 kali sambil membawa anak ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis.



F. PENCEGAHAN ASHMA

·   Mencari faktor pencetus (allergen) yaitu dengan tes alergi

·   Menghindari faktor pencetus

·  Tingkatkan kesehatan optimal

- Berikan makanan dan minuman yang bergizi

- istirahat cukup, tidur, dan olah raga yang teratur

- minum cukup

- hindari dari asap rokok

·  Hindari makan makanan yg mengandung pengawet / bahan kimia, makanan cepat saji, minuman bersoda.

·  Hindari tungau debu yang sering terdapat pada debu kasur dan bantal kapuk, selimut, lantai, karpet gordin , perabot rumah, kipas angin.

·  Hindarkan zat-zat yang mengiritasi ; obat semprot rambut, minyak wangi, asap obat nyamuk , bau cat yang tajam, bau bahan kimia, udara yang tercemar,udara dan air dingin.

·  Jangan melakukan aktifitas fisik yang terlalu berat.




    Mengingat bahwa asma merupakan penyakit yang mampu menyerang siapa saja di segala lini usia, dan merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Maka dari itu, pencegahan adalah satu-satunya cara untuk mengurangi angka penderita asma. Diharapkan bagi orang tua (khususnya) untuk lebih memperhatikan kesehatan putra-putrinya demi terciptanya generasi yang sehat.

    Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: